RadarSumatera-Medan: Kinerja Dinas Perhubungan Kota Medan masih
tetap menjadi sorotan masyarakat termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Medan, Boydo H.K.Panjaitan, SH. Menurut politisi dari Fraksi
Partai PDI Perjuangan ini Dinas Perhubungan Kota Medan ketika lakukan
kewajibannya harus tetap joss (semangat), yang terlihat sekarang ini seperti “Panas-panas
Taik Ayam, dan kebijakannya terkesan “Gertak Sambal”.
“Kita
lihat Kinerja Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan Kota Medan, Renward Parapat dan
jajarannya jauh dari harapan. Salah satunya terlihat dari kesemrautan parkir
dihampir setiap sudut kota Medan. Keberadaan jukir (juru parkir) justru banyak yang
tidak profesional dijalan raya sehingga kerap menimbulkan kemacetan, ” ungkap Boydo,
Kamis,(5/7)
Petugas
parkir, kata Boydo, sering di jumpai dilapangan cenderung tidak memakai seragam
resmi Dishub (baju parkir), termasuk tidak memberikan karcis distribusi parkir kepada
pengendara, ketika membayar parkir dan sebagian mereka juga tidak memiliki kartu
pengenal.
“Kita
berharap jukir Dishub yang sudah mendapat pelatihan parkir diberi peringatan
dan arahan, sehingga ada tanggungjawab dari mereka,” tutur Boydo.
Sekretaris
Komisi III DPRD Kota Medan dari F-PDIP ini mencurigai jumlah kertas parkir yang
beredar dilapangan dengan yang dicetak tidak jelas, sehingga terindikasi kuat ada
“permainan” yang membuat PAD parkir Kota Medan tidak mencapai target.
Minta di Evaluasi
Boydo
Panjaitan meminta agar Walikota Medan, Drs.Dzulmi Eldin mengevaluasi kinerja Dinas
Perhubungan Kota Medan, Renward Parapat sebab, dianggap tidak mampu
melaksanakan kewajibannya. Selain itu, Renward juga dianggap tidak berani
bertindak tegas menindak terminal-terminal liar yang semakin menjamur, belum
lagi banyak parkir liar yang mengutip retribusi parkir, sementara
pendapatan dari sektor pengelolaan parkir menurun.
Ditegaskannya,
sempat ada penggembosan ban bagi pengendara roda empat yang
melakukan pelanggaran parkir, namun Boydo menilai hal itu hanya untuk menakut-nakuti
pengendara saja, saat ini sudah tidak ada lagi tidak berkelanjutan, terkesan
panas-panas taik ayam.
“Sudah
saatnya Walikota Medan mengganti kepala dinas yang sudah tua dengan yang muda,
cerdas dan tidak penakut. Sebab tidak jamannya lagi mengikuti istilah “Asal Bapak
Senang”, namun kenyataannya berbalik dan tidak mampu mencapai target seperti
yang di inginkan. Dan Walikota sudah harus memikirkan hal itu, jangan adem ayem
pura-pura tidak tahu” terangnya.
Lanjut
Boydo lagi, Kadishub Kota Medan pernah berencana akan menerapkan parkir meter
yakni setiap ruas di lelang, namun sepertinya rencana tersebut tidak berjalan.
“Sekarang
ini terkesan semua jadi suka-suka, tukang parkir juga suka-suka, yang rugi,
tentunya pemerintah kota dan masyarakat Kota Medan,” pungkasnya.(Sugandhi
Siagian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar