![]() |
Muhri Fauzi Hafiz SE.MA |
Ia memutuskan untuk mengubah arah dan memilih untuk beralih cita‑cita
menjadi seorang dosen. Menjadi wakil rakyat ternyata bukan impian
Fauzi.
Ia pun memulai langkahnya dengan menimba ilmu ke perguruan tinggi.
Lelaki kelahiran Binjai, 25 Desember 1979 ini akhirnya diterima menjadi
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.
Fauzi akhirnya mencoba peruntungan lain. Ia mendapat kesempatan untuk
bekerja sebagai Staf Ahli Wakil Ketua DPRD Binjai pada 2004 lalu.
Fauzi pun menjalani hidup sebagai seorang staf ahli untuk beberapa
waktu sebelum akhirnya memutuskan berhenti dan berkerja sebagai karyawan
di salah satu Bank Syariah di Medan. Hal ini ditempuhnya dengan tujuan
mencari pengalaman baru.
Namun bekerja di lingkungan legislatif ternyata tak bisa jauh‑jauh
dari Fauzi. Ia memilih kembali menjadi Staf Ahli Ketua DPRD. Namun kali
ini naik ke level yang lebih tinggi. Ia menjadi Staf Ahli Ketua DPRD
Sumut pada 2009 lalu.
Pada saat itulah Fauzi belajar banyak tentang anggaran daerah dan hal lainnya yang berkaitan dengan birokrasi pemerintahan.
Di samping itu, pada masa‑masa ini ia juga berhasil mewujudkan impian
lamanya, yakni menjadi seorang dosen. Ia berhasil menjadi dosen luar
biasa pada sejumlah perguruan tinggi usai menamatkan Pascasarjana UIN
Sumut 2012 lalu.
Fauzi tak berhenti di situ. Suami Yulia Fitra ini terdorong dan
memutuskan terjun total ke dunia politik yang selama ini berdekatan
dengan kesehariannya. Pilihan ini dianggap begitu berani.
Sebab, ia sadar tidak berasal dari keluarga menengah atas. Selain
itu, dunia politik jauh dari riwayat profesi keluarganya. Namun, Fauzi
ingin membuktikan bahwa tak selamanya politik ditentukan oleh tingkat
materi yang miliki seseorang.
Keberuntungan pun menghampiri bapak dua anak ini. Menaiki kendaraan
politik besutan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Partai
Demokrat, Fauzi berhasil memenangkan hati warga di tanah kelahirannya.
Ia pun resmi masuk dalam deretan nama Anggota DPRD Sumut periode
2014‑2019.
“Apa yang saya emban sekarang bukanlah rencana dan cita‑cita Saya.
Tapi, takdir Tuhan membawa saya menjadi Anggota DPRD Provinsi Sumatera
Utara. Saya tidak memiliki banyak harapan. Ayah dan ibu saya adalah
orang biasa yang bisa membuat anak‑anak nya tamat sekolah saja sudah
cukup,” Ujarnya, Rabu, (7/6).
Selama menjadi legislator, Fauzi mengaku punya segudang cerita.
Terutama saat menjalani masa reses. Ia mengaku merasakan kepuasan
tersendiri bila aspirasi rakyat yang didengarnya akhirnya dapat
diwujudkan oleh pemerintah. Hal ini juga menambah kecintaannya dalam
dunia politik.
Namun, Fauzi menyayangkan sikap apatis masyarakat terhadap politik,
termasuk generasi muda. Padahal, menurut Fauzi, politik sangat
berpengaruh atas masa depan masyarakat itu sendiri.
Di samping itu, sikap acuh tak acuh ini dapat menimbulkan budaya money politic
terus berlanjut.
Menurutnya, sudah rahasia umum masyarakat tertentu
hanya akan memilih calon pejabat atau penyelenggara negara bila
memperoleh uang tanpa melihat kualitas dan kredibilitas calon pejabat
tersebut.
Padahal, menurut Fauzi, praktik money politic ini akan
membuat sang pejabat terpilih tidak akan fokus menjalankan kewajibannya
sebagai penyambung lidah rakyat. Melainkan hanya akan menempuh segala
cara untuk mengembalikan modalnya.
“Saya ingin meyakinkan masyarakat bahwa politik tidak boleh kita
jauhi. Mau kaya atau miskin, mau di kampung atau di kota, mau di pasar
atau di rumah ibadah, politik harus kita cintai,” katanya (RS1)
- Nama : Muhri Fauzi Hafiz
- Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 25 Desember 1979.
- Pendidikan:
– SMA Negeri Plus Matauli Tapanuli Tengah
– Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang
– Pascasarjana IAIN Medan
- Istri: Yulia Fitra
- Anak: Tengku Abbas Ishamuddin Halimi dan Tengku Sakinah Kamila Hayati
- Alamat: Jalan Apel 2 Binjai Barat, Binjai
- Hobi: Membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar