Binjai- Ratusan warga yang akan menerima bantuan dari program tabungan BNI Mekar, berjubel di Kantor BNI Binjai, di Jalan T Amir Hamzah, Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Binjai, Selasa (13/4).
Berkumpulnya ratusan masyarakat di Kantor BNI Binjai, menurut beberapa warga, dikarenakan mereka dijanjikan menerima pencairan bantuan dana sebesar Rp 1,2 Juta melalui rekening tabungan Mekar yang diterbitkan oleh BNI untuk para penerima bantuan Presiden yang memiliki usaha Mikro kecil dan menengah (Banpres UMKM).
Akan Tetapi, sangat disayangkan. Sebab, BNI Binjai malah terkesan cuek dan tidak mengindahkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang menjadi kunci penting untuk mengurangi Diseasevirus Corona 2019 (Covid-19).
Pantauan awak media dilokasi, selain tidak menerapkan Prokes, pihak BNI Binjai juga tidak siap untuk menampung membludaknya ratusan warga yang berkumpul tepat di depan gedung BNI.
Saat diwawancarai, warga merasa kecewa karena setelah mengantri beberapa jam, bantuan yang dijanjikan belum juga dapat dikucurkan.
"Cemana ini. Kami disini sudah 10 jam lebih Bahkan dari jam 1 malam kami antri. Tapi malah dipersulit oleh pihak Bank. Padahal uangnya sudah di ATM, tapi dibekukan oleh Bank BNI. Kami dipersulit untuk mengambil hak kami," ungkap beberapa warga dengan nada kesal.
Bahkan, hingga pukul 13.00 Wib, warga terlihat masih berjubel di Kantor BNI Binjai untuk menunggu dana yang dijanjikan. "Hari ini gak bisa cair juga, mulai besok katanya setiap hari di batasi hanya 50 orang saja yang akan dicairkan. Sedangkan berkasnya sudah dimasukkan. Padahal kami puasa," ungkap Putri, salah seorang yang mengaku penerima bantuan.
Ketidak siapanya pihak BNI dalam menampung masyarakat yang akan mengambil bantuan, banyak disesalkan oleh berbagai pihak. Sebab, selain warga kecewa karena waktunya terbuang percuma, banyaknya warga yang berjubel tentunya dapat menimbulkan Klaster baru penyebaran Covid-19.
Guna mengantisipasi hal itu, awak media mencoba melakukan konfirmasi kepada Pihak BNI Binjai. Namun, saat akan mengambil foto tepat didepan Kantor BNI Binjai, salah seorang Pegawai BNI dengan kepala plontos dan disebut sebut merupakan Pimpinan Bank BNI Binjai, mencoba melarang awak media yang akan mengambil dokumentasi (foto) itu dan tidak mau memberikan komentar.
Karena berpotensi menimbulkan Klaster baru penyebaran Covid-19, awak media pun mencoba melakukan konfirmasi ke Satgas Covid-19 Kota Binjai.
"Kami sudah himbau mereka, dan kita sudah kordinasi dengan instansi terkait. Namun untuk penegakan hukumnya ada di Satpol PP," ucap Dr Sugianto, Kadis Kesehatan Kota Binjai.
Terkait membludaknya ratusan orang yang ingin mengambil bantuan di Bank BNI Binjai karena tidak menerapkan Prokes ini membuat Ketua Komisi A DPRD Sumut, Hendro Susanto, angkat bicara. Saat dikonfirmasi awak media, ia mengaku sangat menyesalkan ketidaksiapan petugas Bank BNI Binjai.
"Sangat sangat disayangkan, pihak Bank yang membagikan dana program Mekar ke masyarakat, kurang memperhatikan Prokes dan tidak mengantisipasi terhadap kedatangan masyarakat yang ramai pada waktu tertentu," ujar Hendro dengan nada kesal.
Wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengatakan, kita semua seharusnya punya tanggung jawab yang sama dalam menerapkan Protokol Kesehatan, karena dengan hal itu bagian dari kontribusi kita selaku masyarakat untuk bersama sama terhindar dari wabah pandemi Covid-19.
Sebagai wakil rakyat, Hendro Susanto juga mengatakan, menurut informasi yang kita dapat dari laporan masyarakat, harusnya kegiatan tersebut melibatkan Satpol PP dan pihak keamanan dalam mengantisipasi kemungkinan membludaknya masyarakar yang datang.
"Seharusnya bisa juga dengan cara membagikan kupon dan jam kedatangannya, jika ada pesertanya sudah ada. Harus dicek lagi itu, data peserta menerima manfaat program mekar tersebut," bebernya dengan nada kecewa
Sedangkan untuk lokasi pembagian program Mekar di gedung Bank BNI tersebut, menurut Hendro, tidak representatif. Seharusnya hal itu bisa dilaksanakan di tanah lapang atau ada Petugas Bank yang membagikan ke rumah warga, jika memang data pesertanya sudah ada.
"Kita berharap pihak Satpol PP agar mengecek langsung kejadian tersebut, jika ditemukan adanya unsur kesengajaan melanggar Prokes, maka bisa dibuatkan laporan lanjutan.
Lakukan pembinaan kepada pihak Bank tersebut agar jangan terulang lagi hal yang sama. Ingat bahwa kita masih dalam pandemi," tegas Hendro.
Diketahui, selain tidak terlihat petugas Satpol PP dilokasi Bank BNI Binjai, kerumuman warga tersebut tentunya dapat menimbulkan klaster baru Covid-19. Tidak hanya itu, banyaknya warga yang berjubel, mengakibatkan arus lalulintas mengalami kemacetan karena separuh badan jalan dipadati kendaraanl masyarakat yang akan mengambil bantuan di Bank BNI Binjai. (dic)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar