Radar Sumatra / Solok
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
menyerahkan bantuan sosial non tunai bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
program keluarga harapan (PKH) kota Solok, di Gedung Kubuang 13, Kota Solok
Sumatera Barat.Jum’at (10/03/2017).
Total ada lebih kurang 357 orang Keluarga
penerima manfaat (KPM) binaan PKH Kota Solok yang menerima bantuan non
tunai tahap awal berupa tabungan sebesar 500 ribu Rupiah per Keluarga. Total
ada lebih kurang 178.500 ribu rupiah yang disalurkan ke buku tabungan
masing-masing Keluarga.
Pada kesempatan itu, juga diserahkan paket
bantuan bagi 20 anak-anak berprestasi dari keluarga binaan Program Keluarga
Harapan berupa Tas, Baju dan sepatu dari Dinas Sosial Kota solok.
Dari pantauan, Mensos hadir bersama rombongan
mendarat di Gedung Kubuang XIII sekitar pukul 10.30 wib yang disambut lansung
oleh Wako Solok H. Zul Elfian, Wawako Solok Reinier, Ketua DPRD Yutriscan,
Kajari Solok Aliansyah, Kapolres Solok Kota AKBP Susmelawati Rosya, Dandim 0309
Solok yang diwakili Capt. Inf. Simanjorang dan lainnya.
Mensos dalam sambutannya mengatakan semenjak
bergulirnya program Keluarga Harapan sejak 2014 lalu baru kali ini ditemukan
pemerintah daerah yang berkomitmen dengan mengintegrasikan program bansos
daerah dengan program PKH dari Kemensos dalam rangka percepatan penurunan
kemiskinan di daerah.
“Tadi saya dengar sudah ada opsi dan komitmen
pemko Solok melalui Baznas untuk menyalurkan sebagian Bantuan zakat bagi
Keluarga binaan Program Keluarga Harapan,” Sebut Khofifah usai penyerahan
bantuan.
Apalagi sebut Khofifah, Keluarga yang masuk
Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Solok sudah tergolong Keluarga Miskin
atau mustahiq yang juga bagian dari yanh berhak menerima zakat.
Mensos juga mengapresiasi gebrakan Pemko Solok
yang memberikan bantuan bagi kepala keluarga peserta Program Keluarga Harapan
yang memutuskan berhenti merokok dan dilakukan pengecekan dan pemeriksaan
secara berkala.
Dari hasil berbagai survey, pengeluaran utama
keluarga miskin terbesar salah satunya adalah dari konsumsi rokok yang tidak
memiliki manfaat bagi kesehatan dan mengundang penyakit.“Untuk menanggulangi pengeluaran tidak penting
keluarga miskin perlu ada komitmen untuk berhenti merokok,” beber Khofifah.
Menurutnya, gebrakan pemberian penghargaan dan
apresiasi bagi kepala keluarga dan anggota keluarga yang berhenti merokok, baru
pertamakali ditemukan di Kota solok dan dinilai sangat inovatif dan kreatif.
Pihaknya mengaku akan menyiapkan sebuah
laboratorium percontohan guna mendorong percepatan penurunan angka
kemiskinan. “Saya sudah diskusikan dengan pak Dirjen, untuk segera menyiapkan
laboratorium tersebut dalam waktu dekat,” Jelas Mensos.
Mensos mengakui baru pertama kali mendapati
suport dan komitmen yang kuar biasa dari Kepala daerah untuk bersama-sama
mengintegrasikan percepatan program penurunan angka kemiskinan.
“Besok, InsyaAllah saya minta tim dari kota Solok
untuk ikut membahas format laboratorium percepatan penurunan angka kemiskinan
bersama dirjen penangan fakir miskin dan dirjen perlindungan jaminan sosialyang
akan dijadikan referensi dan daerah lain juga bisa belajar ke Kota Solok,”
Tutupnya.(RS.9)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar